Senin, 21 Februari 2011

Akibat Kersakan Jalan Pantura Kudus - Rembang Penumpang Turun

Kudus, Kompas - Kemacetan di jalan pantai utara Jawa Tengah mengakibatkan jumlah bus dan penumpang dari dan tujuan Surabaya turun. Penurunan itu terjadi sejak seminggu lalu sehingga meresahkan para pengemudi dan penumpang bus.
Kepala Terminal Induk Kudus, Istianto, Senin (20/12), di Kudus, mengatakan, kemacetan menyebabkan bus dari dan tujuan Surabaya yang masuk ke terminal rata-rata 10 bus per hari. Padahal dalam kondisi normal rata-rata 30 bus per hari. Waktu kedatangan dan keberangkatan bus juga terlambat 2-3 jam.
Hal itu menyebabkan para penumpang ada yang tidak jadi bepergian atau membatalkan tiket, dan kalaupun jadi, mereka menyewa kendaraan lain. ”Jumlah penumpang bus, terutama dari dan tujuan Surabaya turun 40-60 persen,” kata Istianto.
Sopir bus ekonomi tujuan Surabaya-Semarang, Suprapdi (40), mengaku mengalami kemacetan di pantura Sluke, Kabupaten Rembang, pantura Jekulo, Kabupaten Kudus. Kemacetan mengakibatkan penumpang di daerah Rembang, Pati, dan Kudus, sepi. ”Kalau lewat jalur alternatif, jalur sempit dan terjadi kemacetan pula. Selain itu, jarang sekali ada penumpang yang naik dari jalur alternatif. Pemasukan atau setoran saya berkurang sekitar 40 persen setiap kali macet terjadi,” kata Suprapdi.
Pantauan Kompas, kerusakan jalan yang berpotensi menyebabkan kemacetan terjadi di tiga titik di Rembang dan Kudus. Di Rembang, kerusakan jalan terjadi di Dukuh Blimbing, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke. Kerusakan berupa jalan berlubang, aspal mengelupas, sehingga setiap hujan jalan menjadi becek dan berkubang.
Di Kudus, kerusakan jalan terjadi di Kilometer 9 di Desa Bareng, Kecamatan Jekulo, dan Kilometer 12 di Desa Terban, Kecamatan Jekulo. Kerusakan jalan berupa jalan berlubang, aspal mengelupas, baik di badan maupun bahu jalan. Khusus di Kilometer 12, jalan sudah ditangani secara darurat sepanjang 300 meter.
Di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang, kerusakan yang terjadi pada sejumlah ruas jalur pantura juga dikeluhkan oleh para pengguna jalan.
Kerusakan jalan di ruas jalur pantura antara Kabupaten Brebes hingga Kabupaten Pemalang, antara lain terlihat di Jalan Gajah Mada Brebes, di jalur pantura Kaligangsa Brebes, dan Kota Tegal, jalur pantura MT Haryono Kota Tegal, jalur pantura Maribaya, Surodadi, dan Warurejo di Kabupaten Tegal, serta jalur pantura Brigjen Katamso Pemalang. Kerusakan berupa jalan berlubang, lipatan aspal, serta aspal mengelupas.
Kerusakan tersebut mengakibatkan terhambatnya perjalanan karena waktu tempuh menjadi lebih lama. Ginanjar (26), sopir mobil bak tertutup di wilayah Tegal, Brebes, dan Pemalang, Senin (20/12), mengatakan, pengendara harus berhati-hati agar tidak terantuk lubang. Tak jarang, kendaraan harus berjalan merayap karena terjadi kepadatan arus. Menurut dia, kerusakan terparah terjadi di wilayah Tegal hingga Pemalang. ”Kalau hujan, perjalanan lebih lama lagi,” katanya.
Arif (28), sopir mobil bak tertutup lainnya mengatakan, dampak kerusakan jalan terutama dirasakan saat perjalanan malam. Pada malam hari, lubang jalan tidak terlihat dengan jelas sehingga mengagetkan pengendara. Selama ini, ia mengangkut roti dari wilayah Tegal ke Semarang. Dalam kondisi jalan tidak rusak, perjalanan Tegal ke Semarang sekitar 3,5 jam. Namun akibat jalan rusak, perjalanan menjadi empat jam.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan, Dinas Bina Marga sudah mendapat instruksi dari pemerintah pusat untuk merehabilitasi jalan pantura secara sementara dan darurat. Rehabilitasi itu akan dilakukan dalam waktu dekat. ”Perbaikan dan perluasan jalan secara resmi akan dilakukan pada 2011,” kata Bibit. (HEN/WIE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar