Selasa, 12 April 2011

Pekerja Lokal PLTU Sluke Terancam Dirumahkan

Sluke - Sebanyak 1.500 tenaga kerja yang bekerja di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) I Jawa Tengah I Kabupaten Rembang hingga Maret 2011 ini dipastikan akan terkoreksi hingga menjadi hanya sekitar 300 orang pada saat proyek itu diserahkan ke PT PLN (Persero) Juni 2011 mendatang, sehingga pekerja lokal terancam dirumahkan.
"Jumlah tenaga kerja saat ini mencapai 1.500 orang, namun pada saat diserahterimakan nanti atau pada saat semua pembangkit baik di Unit I maupun II beroperasi, maka jumlah tenaga kerja akan terkoreksi hingga tinggal 300 orang saja," kata Manajer Sektor PLTU I Jateng Rembang, Slamet Riyanto di Rembang, Sabtu (2/4).

Ia menyebutkan, 300 orang tersebut akan menempati berbagai posisi antara lain 'front office', tenaga teknis, operator kendaraan, dan tenaga keamanan. Disinggung soal kemungkinan masih dipakainya tenaga lokal, Slamet menyatakan hal tersebut masih mungkin walaupun kemungkinan itu kecil.

"Umumnya kapasitas tenaga lokal dalam pekerjaan yang membutuhkan kapasitas lebih biasanya masih tak banyak dimiliki. Karena itu, pemakaian tenaga lokal praktis akan sangat jauh berkurang. Namun, bukan berarti tenaga kerja lokal sama sekali tidak akan dipekerjakan lagi. Mereka memang masih harus belajar untuk menjadi lebih profesional dan jika diperlukan akan diselenggarakan seleksi ulang," katanya.

Mengenai ketersediaan pasokan batu bara sebagai sarana yang digunakan untuk menghasilkan uap, Slamet menyatakan saat ini pihaknya telah memiliki cadangan batu bara di PLTU Sluke hingga 260.000 ton. "Jumlah itu masih akan mampu mencukupi kebutuhan pasokan hingga 50 hari mendatang karena belum semua unit beroperasi penuh," katanya.

Sementara, kata ia, untuk PLTU yang berkekuatan 2x315 MW seperti PLTU 1 Jateng Rembang atau PLTU Sluke, cadangan batu bara harus selalu cukup untuk persediaan minimal 20-30 hari pascastok.

"Ke depan, kebutuhan rata-rata batu bara per hari untuk dua unit di PLTU Sluke ini sekitar 7.000 ton," katanya. PLTU Sluke sudah mendatangkan batu bara dari Kalimantan sejak 2009 silam dan pernah terkendala karena cuaca esktrem berupa ombak tinggi di akhir tahun 2009 hingga pertengahan 2010 lalu, katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar